Semantik, Pragmatik dan Sosiolinguistik saling berkaitan
satu sama lain. Ketiganya merupakan subdisiplin dari ilmu Linguistik. Semantik
adalah ilmu yang mempelajari tentang makna dalam bahasa (Lyons, 1995: 3).
Hurfords, et.al.
(2007) dalam bukunya Semantic a Course
Book second edition juga mendefinisikan semantik sebagai subdisplin
yang mengkaji makna bahasa. Makna sebuah kata dalam hal ini di refleksikan
sebagai pola karakteristik semantik secara gramatika berdasarkan konteks
(cruse, 1986 : 15). Dengan kata lain, makna tersebut tercermin dan dibentuk
dari hubungan kontekstual di dalamnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa, makna kata
dalam semantik menurut cruse dipengaruhi oleh hubungan kontekstual tanpa
pengaruh dari situasi nyata penggunaannya. Hal ini sejalan dengan pengertian
semantik yang diungkapkan oleh Leech (1982: 5) bahwa semantik adalah ilmu yang
mengkaji makna sebagai ciri ungkapan suatu bahasa yang tidak berkaitan dengan
situasi ujar, penutur, dan petutur.
Semantik, Pragmatik dan
Sosiolinguistik saling berkaitan satu sama lain. Ketiganya merupakan
subdisiplin dari ilmu Linguistik. Semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang
makna dalam bahasa (Lyons, 1995: 3). Hurfords, et.al. (2007)
dalam bukunya Semantic
a Course Book second edition juga mendefinisikan semantik sebagai
subdisplin yang mengkaji makna bahasa. Makna sebuah kata dalam hal ini di
refleksikan sebagai pola karakteristik semantik secara gramatika berdasarkan
konteks (cruse, 1986 : 15). Dengan kata lain, makna tersebut tercermin dan
dibentuk dari hubungan kontekstual di dalamnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa,
makna kata dalam semantik menurut cruse dipengaruhi oleh hubungan kontekstual
tanpa pengaruh dari situasi nyata penggunaannya. Hal ini sejalan dengan
pengertian semantik yang diungkapkan oleh Leech (1982: 5) bahwa semantik adalah
ilmu yang mengkaji makna sebagai ciri ungkapan suatu bahasa yang tidak
berkaitan dengan situasi ujar, penutur, dan petutur.
Pragmatik juga merupakan
subdisplin Linguistik yang mempelajari tentang makna. Walaupun sama dalam
mengkaji makna bahasa, tetapi makna yang dikaji dalam kajian pragmatik adalah
makna bahasa dan penggunaannya dalam konteks yang nyata atau bagaimana bahasa
itu digunakan dalam keseharian. Parker (1986) mendefinisikan pragmatik sebagai
ilmu yang mengkaji makna bahasa dan bagaimana bahasa tersebut digunakan dalam
komunikasi. Sehingga dalam hal ini, pragmatik mempelajari makna bahasa dan
hubungannya dengan situasi-situasi ujar yang dituturkan oleh penutur sedangkan
semantik tidak terlalu terkait dengan kajian konteks situasi penggunaan bahasa
dan penutur (Leech, 1983). Dalam pragmatik, terlihat jelas bahwa situasi ujar,
penutur dan petutur menjadi objek kajian yang turut mempengaruhi makna bahasa.
Sosiolinguistik merupakan
subdisiplin linguistik yang berkaitan dengan sosiologi dalam masyarakat. Kajian
sosiolinguistik mencangkup bagaimana suatu bahasa sangat berhubungan dengan
kondisi masyarakat/pengguna bahasa dalam sebuah komunitas tertentu. Penggunaan
bahasa pada suatu komunitas masyarakat dengan komunitas masyarakat lain bisa
berbeda satu sama lain bergantung pada faktor-faktor sosial di dalamnya
(Aitchison, 1992).
Hubungan antara semantik,
pragmatik dan sosiolinguistik bisa ditarik benang lurus berdasarkan
masing-masing definisinya. Semantik dan pragmatik, keduanya merupakan kajian
tentang makna bahasa, hanya saja berbeda objek kajianya. Semantik, kajian makna
bahasa sesuai hubungan kontekstual (makna bahasa satu dengan makna bahasa
lainnya tanpa pengaruh dari situasi ujar, penutur, penutur), dan ketika sudah
memasuki ranah pragmatik, makna bahasa tersebut akan dikaji sesuai dengan
situasi ujar dan bagaimana bahasa tersebut digunakan dalam komunikasi nyata.
Pragmatik dan sosiolinguistik, hubungannya sama-sama mempelajari bagaimana
suatu makna bahasa itu dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dalam masyarakat
atau komunitas tertentu.
by: Seradona
No comments:
Post a Comment