Search This Blog

Sunday, April 3, 2016

Semantik dalam Morfologi

Para linguis dari zaman kuno hingga para linguis moderen dalam penelitiannya mengenai bahasa selalu bertolak ukur pada bentuk dan makna suatu bahasa, baik itu kata ataupun frase. Bentuk suatu bahasa tidak akan bisa lepas dari makna yang melekat padanya. Ketika hubungan morfologi dengan sintaksis dapat dilihat secara jelas dalam proses infleksi, hubungan morfologi dengan semantik justru akan terlihat jelas jika ditinjau dari proses derivasi. Haspelmath (2002:166) mengutarakan sebuah contoh kata yaitu undoableUndoable merupakan derivasi dari kata do yang mendapat penambahan prefiks –un dan sufiks –able. Secara sintakmatik kata undoable dapat memiliki dua struktur pembentukan kata:
       
       
Dilihat dari contoh di atas, terdapat dua cara pembentukan kata secara sintakmatik yang kemudian menghasilkan lebih dari satu arti atau makna. Secara sintakmatik Undoable 1 memiliki kata dasar doable, ditinjau dari segi semantik memiliki arti yang sama seperti kata unhappy, uninteresting, unequal dan memiliki segmentasi un + doable. Segmentasi ini menderivasi sebuah makna memiliki atau tidak memiliki kualitas (having quality – not having quality) ditinjau dari penambahan prefiks -unUndoable 2 berbeda dengan yang pertama. Pada kata undoable 2 secara sintakmatik yang menjadi kata dasarnya adalah undo yang artinya berkorelasi dengan readable, washable, approachable, believable dan memiliki segmentasi undo + able. Tentunya segmentasi ini berkorelasi dengan arti atau makna sufiks –able dalam  menyatakan kemampuan dalam menyelesaikan sesuatu (capable of being done). Terakhir, hubungan undo dan do dapat juga dilihat pada kata uncover, unfold, untie yang memiliki arti atau makna memutarbalikkan efek suatu pekerjaan (reserve the effect of doing).
                 
Dari uraian di atas, sangat jelas tergambarkan bahwa morfologi, sintaksis dan semantik sangat berkorelasi satu sama lain. Semantik itu sendiri merupakan studi mengenai makna. Makna di dalam semantik dapat berupa makna kata secara khusus ataupun makna holistik kata di dalam sebuah kalimat dan wacana.

Sumber Referensi
Haspelmath, Martin. 2002. Understanding Morphology?. Oxford: University Press.

By: Seradona

No comments:

Post a Comment

Sebuah Ringkasan: Taksonomi Tindak Tutur (Speech Acts) Searle 1969

Searle (1969) mengklasifikasikan tindak tutur ke dalam 5 kategori atau yang dinamakan makrofungsi (Cruse, 2004). Jenis-jenis tindak tutu...